Teror Bom di Surabaya, 13 Pelaku dari 3 Keluarga Tewas

teror bom surabaya

topmetro.news – Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menyatakan 13 pengebom yang melakukan teror bom Surabaya dan Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, tewas. Para pelaku berasal dari tiga keluarga yang berbeda.

Teror bom Surabaya juga menyebabkan delapan warga meninggal. Dengan demikian, ledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, rusunawa Sidoarjo, dan Mapolrestabes Surabaya, mengakibatkan 21 orang meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikannya dalam jumpa pers bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Senin (14/3/2018).

Dalam kasus bom di Mapolrestabes Surabaya, lanjut Machfud, juga dilakukan oleh satu keluarga. Seperti halnya pengeboman tiga gereja di Surabaya dan kasus bom yang meledak di rusunawa di Sidoarjo.

“Pengeboman di mapolrestabes dilakukan keluarga berinisial TM. Bapak, ibu, dan dua anaknya meninggal. Satu anaknya lagi selamat dan masih dirawat,” katanya.

Pelaku Saling Berkaitan

Sementara itu, Tito Karnivian menyatakan Dita Oepriarto dan keluarga (seorang istri dan empat anak) yang merupakan pelaku peledakan bom di tiga gereja di Surabaya aktif berkomunikasi dengan Anton yang akhirnya meninggal bersama istri dan seorang anaknya saat bom yang dirakit di rusunawa di Sidoarjo meledak.

Dita, lanjut kapolri, mereka pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Cabang Surabaya. Mereka melakukan pengeboman sebagai aksi balas dendam atas penangkapan pimpinan JAD, Aman Abdurahman dan Zainal Anshori, pimpinan JAD di Jawa Timur.

“Ini aksi pembalasan dari JAD. Sel JAD di Surabaya yang dipimpin Dita sangat aktif. Mereka menggunakan bom pipa dalam aksinya,” kata Tito.

Penyerang Mapolrestabes Sekeluarga

Polisi juga telah berhasil mengungkap identitas pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya di Jalan Sikatan, Senin (15/4/2018) pagi.

Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pelaku yang datang dengan membonceng dua sepeda motor itu masih satu keluarga. Mereka masuk jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Berdasarkan data yang diterima media, mereka adalah ayah (Tri Murtiono) dan istrinya (Tri Ernawati). Lalu dua anak lelakinya MDS dan MDAM. Keempatnya meninggal.

Satu anak perempuan berinisial AAP, yang dibonceng di bagian depan, terlempar saat bom meledak. Dia selamat dan kini dirawat di UGD RS Bhayangkara.

“Itu data didapat dari identitas yang diperoleh dari TKP (tempat kejadian perkara-red). Sedang kita lakukan identifikasi lanjutan,” kata seorang petugas di lapangan. (TM-RED)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment